Kamis, Juni 18, 2009

Filosofi Topi Tukang Sihir/Sulap


 

clip_image002

Kalau kamu lagi nonton film-film yang ada tukang sihirnya, coba deh perhatiin topi si tukang sihir. Pada umumnya topinya agak panjang dan ujung topinya meruncing tajem. Ini berbeda dengan topi tukang sulap, yang juga agak tinggi, tapi ujung topinya enggak meruncing. Iya kan? Tau enggak kenapa begitu?

Pertama-tama, kita harus perhatikan bahwa ada bedanya antara tukang sihir yang baik dan yang jahat. Kalau tukang sihir yang baik, bajunya biasanya dalam warna yang terang, topinya meruncing bagus, enggak bengkok dan penampilan si tukang sihir itu sendiri pun biasanya kelihatan rapih.

Kalau tukang sihir yang jahat, bajunya biasanya warnanya hitam, topinya meruncing, tapi biasanya bengkok atau ketekuk di tengah atau di dekat pucuk topinya dan penampilan si tukang sihir itu sendiri pun biasanya kelihatan kotor kayak enggak pernah mandi. Yang jelas, tukang sihir baik atau jahat kedua-duanya topinya meruncing, iya kan? Kenapa topi tukang sihir meruncing? Begini ceritanya:

Runcing, karena pada zaman dulu para tukang sihir beranggapan bahwa ujung runcing akan menjadi pusat berkumpulnya energi. Bila energi ini sudah terkumpul cukup banyak, maka akan terjadi lompatan energi dari ujung runcing tersebut.

Tujuan dari para tukang sihir adalah agar mereka, setelah energinya keluar dari ubun-ubun, terperangkap ngumpul di bawah topi, terus tersalurkan ke atas ke arah ujung runcing yang kemudian diharapkan bisa membuat lompatan energi yang akan membuat hubungan singkat (kortsluiting) antara energi bumi/mortal dan energi kosmos/immortal/gaib. Diharapkan, dengan terjadinya kortsluiting ini maka si tukang sihir akan mampu menggunakan kekuatan kosmos untuk kebutuhan sihir-menyihirnya.

0 komentar:

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com